Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP memaparkan perkembangan smart fisheries village di Desa Panembangan, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menjelaskan program tersebut masih berupa model yang kemudian akan ditawarkan kepada industri.
“Jadi kita siapkan model, lalu silakan industri yang melakukan investasi.
Tapi yang pasti melibatkan masyarakat di lokasi, mereka bisa membuat kerja sama yang saling menguntungkan,” ujar dia di The Sultan Hotel & Residence, Jakarta Pusat, Selasa, 2 Agustus 2022.
Smart fisheries village merupakan program yang dikembangkan untuk memperkuat kemandirian desa yang berbasis usaha perikanan.
Program ini memiliki konsep pembangunan yang berbasis pada penerapan benih unggul serta mengandalkan teknologi informasi komunikasi, manajemen tepat guna, dan keberlanjutan.
Tujuannya untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar.
Menurut Trenggono, smart fisheries village bukan hanya untuk bidang perikanan budi daya.
Program itu dapat dikombinasikan dengan sektor lain.
Misalnya, sektor pariwisata, ekowisata, atau kuliner.
“Saya berharap itu tidak hanya menjadi model, tapi saya minta ke depan bisa berkembang,” kata Trenggono.
“Dan berharap bisa diterapkan di banyak lokasi.” Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM-KP) I Nyoman Radiarta mengatakan tahun ini pihaknya hanya akan memfokuskan pengembangan smart fisheries village di Desa Panembangan.
Prosesnya masih membentuk satu model dan diharapkan beberapa mitra KKP dapat ikut berkontribusi.
“Jadi tahun ini kita jalankan di Panembangan dulu, nanti kita copy untuk ke daerah-daerah lainnya.
Harapannya, akhir tahun sudah jadi yang di Panembangan dan bisa mendapatkan sertifikasi smart fisheries village,” tutur Radiarta.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.