Tidak bisa dipungkiri, aktivitas minum teh merupakan salah satu kebiasaan yang tak terhindarkan dalam keseharian sebagian besar masyarakat Indonesia. Dari mulai saat menjamu tamu, sesudah makan hingga melepas penat di sore hari, hampir selalu dilalui dengan secangkir teh hangat yang dipadukan dengan camilan manis. Tidak kalah khas, camilannya pun dapat berupa biskuit kelapa yang gurih dan lezat hingga kue jajanan pasar yang legit.
Kebiasaan minum teh ini juga ternyata telah menjadi bagian dari masyarakat kita hingga kemudian berubah menjadi tradisi. Tidak hanya ada di Britania Raya saja, nyatanya Indonesia juga memiliki tradisi sejenis yang sudah dilakukan secara turun temurun di berbagai daerah dengan ragam budaya yang berbeda. Penasaran? Yuk simak tradisi minum teh ala Indonesia sebagai berikut, pernah mencobanya?
- Nyahi di Betawi
Orang Betawi terkenal akan keramahannya pada tamu yang datang. Tidak heran mereka selalu membuka pintu rumah kepada para tamu untuk sekedar bercengkrama dan tentunya menyantap teh hangat yang wangi serta camilan yang gurih manis. Kebiasaan atau tradisi ngeteh ala Betawi ini ternyata diwariskan oleh para pendatang yang berasal dari Arab. Dimana dahulu memang ada banyak pedagang dari negeri Arab yang berlabuh di pelabuhan Sunda Kelapa dan menawarkan sajian teh nikmat. Tradisi nyahi sendiri biasanya menggunakan varian teh tubruk yang diseduh dalam teko kaleng. Sebagai pendamping, biasanya teh tawar tubruk hangat diseruput berbarengan dengan satu gigitan kecil gula kelapa.
- Tradisi Patehan dari Yogyakarta
Tradisi berikutnya kemudian datang dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Terdapat tradisi minum teh di Yogya yang dikenal dengan sebutan Patehan. Tidak seperti Nyahi dari Betawi yang dinikmati secara kasual, Patehan merupakan bagian dari upacara minum teh yang diperuntukkan untuk menjamu keluarga Sultan, kerabat hingga para tamu. Sebagai bagian dari tradisi Keraton Yogyakarta, upacara minum teh yang satu ini cukup rumit, dimana upacara patehan akan diawali dengan arak-arakan Abdi Dalem Keparak dari Gedhong Patehan. Seiring berjalannya waktu, kini upacara minum teh Patehan sedikit diubah, mengikuti kesibukan Sri Sultan Hamengku Buwono IX, sehingga pada waktu upacara patehan tiba, teh akan diletakkan di Gedhong Prabayeksa, dan akan didiamkan disitu hingga waktu Patehan tiba pada keesokan harinya. Upacara minum teh ini dilakukan setiap hari dengan tanpa mengurangi nilai tradisinya hingga kini, seperti menggunakan air yang diambil dari sumur Nyai Jalatunda hingga penggunaan ceret tembaga sebagai wadah teh.
- Tradisi Teh Poci dari Tegal
Istilah tradisi yang satu ini mungkin cukup familiar di telinga masyarakat Indonesia. Menggunakan kualitas teh terbaik yang dihasilkan dari tanahnya sendiri, tradisi Teh Poci asal Tegal dilakukan dengan menyeduh teh di dalam poci yang terbuat dari tanah liat hingga menghasilkan teh hangat yang kental. Kemudian teh akan dituang ke dalam cangkir kecil yang telah terisi gula batu. Teh kental nan manis ini kemudian juga disebut dengan istilah ‘rasa nasgitel’ atau ‘wasgitel’ yang berarti teh wangi, panas, legi dan juga kental. Salah satu kebiasaan dalam menyantap teh Poci yang khas adalah dengan membiarkan gula batu melebur dengan teh hangat dengan sendirinya tanpa perlu diaduk dengan sendok. Hal ini dapat diartikan sebagai kehidupan yang diawali dengan kepahitan akan manis pada akhirnya.
Itu dia tradisi minum teh yang ada di Indonesia. Meski teh sendiri merupakan bukan budaya asli negeri, namun kini sudah menjadi bagian dari kebiasaan turun temurun hingga anak cucu kita kelak. Pernahkah kamu mencoba tradisi minum teh di atas?